Jumat, 13 November 2015

16.000 Anak Sudan Selatan Saling Perang

Tentara anak di Sudan Selatan (dok. SJW)
Sekitar 16.000 anak-anak telah diadu satu sama lain dalam episode kekerasan mengerikan dari konflik yang sudah berjalan 21 bulan di Sudan Selatan, menurut laporan lembaga Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).

UNICEF bersama lembaga Inisiatif Tentara Anak menyeru semua pihak dalam konflik Sudan Selatan agar tidak memobilisasi 15.000 hingga 16.000 anak yang diduga kuat digunakan oleh angkatan dan kelompok bersenjata.

"Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu," kata pemimpin Inisiatif Tentara Anak, Romeo Dallaire,  yang juga memimpin Misi Bantuan PBB untuk Rwanda pada 1994.

Dallaire berada di Sudan Selatan untuk kunjungan lima harinya yang didukung oleh UNICEF bertujuan membantu advokasi untuk mengakhiri perekrutan dan penggunaan anak-anak sebagai tentara.

Kunjungannya termasuk satu hari perjalanan ke Pibor di bagian timur negara itu untuk berbicara kepada sekitar 1.755 anak-anak yang baru saja dibebaskan dari Faksi Cobra dengan dukungan UNICEF dan mitra lainnya.

"Anak-anak dibebaskan dari Faksi Cobra awal tahun ini di Pibor memberikan secercah harapan," kata Ettie Higgins, Wakil Duta UNICEF untuk Sudan Selatan. "Anak-anak harus di sekolah, bukan di medan perang."

Ratusan anak-anak di Sudan Selatan telah tewas atau cacat, dan ribuan lainnya digunakan untuk melawan dan melakukan kekerasan terhadap anak-anak lain dan warga sipil, atau melayani sebagai juru masak, pembersih atau membawa beban berat pada saat berpindah.

Dalam menanggapi tekanan internasional, pemerintah Sudan Selatan mengeluarkan peraturan tahun 2008 yang melarang penggunaan tentara anak-anak dan menetapkan usia minimum 18 tahun untuk perekrutan atau wajib militer.

Pertempuran saudara pecah pada Desember 2013 saat Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar mencoba kudeta. (Mirajnews.com/id)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar