Sabtu, 28 November 2015

Tanpa Compaore, Pemilu Burkina Faso Bersejarah

Kampanye pemilu di Burkina Faso (Joe Penney/Reuters)
Pemilu di Burkina Faso pada Ahad, 29 November 2015, akan menjadi pemungutan suara bersejarah, karena tidak menempatkan prsiden lama Blaise Compaore sebagai kandidat, setelah lebih 25 tahun terakhir.


Pemilihan yang diawasi dengan ketat ini bisa menandai awal dari sebuah babak baru dalam sejarah politik negara Afrika Barat itu.

Pemilu diadakan setahun setelah pemberontakan populer yang menggulingkan Presiden Compaore.

Awalnya, pemilu dijadwalkan oleh pemerintah sementara pada Oktober, tapi upaya kudeta gagal pada September lalu yang dipimpin oleh loyalis Compaore, membuat pemungutan suara ditunda.

Pemilihan presiden dan legislatif di negara ini digambarkan oleh banyak orang sebagai “paling terbuka” dari negara Afrika Barat yang pernah melaksanakan pemilu.

Pemilu Ahad ini menandai pertama kalinya setelah lebih dari 25 tahun, Compaore tidak menjadi kandidat, menandakan awal dari sebuah era politik baru.

Mantan presiden sebelumnya telah memenangkan pemilu pada 1991, 1998, 2005 dan 2010.

Ini berarti, rakyat Burkinabe - lebih dari 70 persen populasi di bawah usia 30 tahun - untuk pertama kalinya akan memiliki presiden terpilih yang baru.

Pemilu ini juga penting, karena hal ini menandakan akhir dari masa transisi menyusul penggulingan Compaore pada Oktober 2014, memulihkan tatanan demokrasi dan menyediakan pemerintah yang sah bagi rakyat Burkinabe.


"Ini adalah kesimpulan dari keberhasilan transisi politik satu tahun, meskipun ada beberapa gejolak di sepanjang jalan - terutama pada bulan September dengan percobaan kudeta," kata Eloise Bertrand dari Universitas Warwick kepada Al Jazeera dari ibukota Burkina Faso, Ouagadougou. (Rudi Hendrik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar