Jenderal Gilbert Diendere |
Para pejabat keamanan di Burkina Faso mengatakan bahwa mereka
telah berhasil menggagalkan rencana kudeta.
Dikutip dari MINA, rencana kudeta disalahkan kepada mantan pengawal
kepresidenan di negara Afrika Barat itu.
Pemerintah mengatakan pada Jumat (21/10) bahwa telah
digagalkan "konspirasi besar" untuk merebut kekuasaan dari pasukan
yang setia kepada pemimpin Blaise Compaore yang pernah digulingkan yang bertujuan
untuk merebut kekuasaan.
Menteri Dalam Negeri Simon Compaore mengatakan, sekitar 30
orang dari unit keamanan mantan presiden berencana membebaskan tahanan yang
merupakan bagian dari upaya kudeta September 2015 lalu yang kemudian berencana
menyerang istana presiden.
Sebuah situs berita lokal Koaci.com mengutip Menteri Compaore yang mengatakan komplotan
kudeta juga bermaksud menargetkan markas gendarmerie di ibukota, Ouagadougou.
Menurut Menteri, kudeta itu direncanakan pada 8 Oktober dan
menyerukan penahanan terhadap pejabat tertentu.
Mereka juga diduga akan menciptakan pemberontakan di dalam
barak militer dan meluncurkan pemberontakan menggunakan media sosial. Sedikitnya
10 orang telah ditangkap.
Kementerian Keamanan mengatakan, upaya kudeta terbaru
digagalkan setelah dua mantan pengawal presiden tewas ketika mencoba masuk ke
ibukota.
Blaise Compaore dipaksa turun dari kekuasaannya pada bulan
Oktober 2014 setelah terjadi pemberontakan rakyat terhadap upaya untuk mengubah
konstitusi agar dirinya tetap menjabat sebagai presiden.
Upaya kudeta juga pernah terjadi pada September 2015 oleh
pasukan pengawal presiden yang setia kepada Blaise Compaore.
Resimen Keamanan Presiden (RSP) merebut kekuasaan presiden
dan perdana menteri, dan menyatakan Dewan Nasional untuk Demokrasi sebagai pemerintah
nasional yang baru.
Namun, pada 22 September 2015, pemimpin kudeta, Jenderal
Gilbert Diendere, meminta maaf dan berjanji untuk mengembalikan pemerintahan
sipil.
Pada 23 September 2015, perdana menteri dan presiden sementara
dikembalikan ke kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar