Relawan kemanusiaan medis Dokter Lintas Batas (MSF)
mengatakan, dalam sebulan terakhir, hampir 200 pengungsi yang menyelamatkan
diri dari serangan kelompok Boko Haram, telah meninggal karena kelaparan dan
dehidrasi di kamp di kota Bama, timur laut Nigeria.
Menurut pernyataan lembaga medis dunia itu pada Rabu (22/6),
para pengungsi berbicara tentang anak-anak yang mati kelaparan dan mereka menggali
kuburan baru setiap hari.
Dikutip MirajNews.com/id, MSF mengatakan, sebuah kondisi "darurat bencana
kemanusiaan" berlangsung di sebuah kamp darurat di sebuah kompleks rumah
sakit, tempat 24.000 orang telah mengungsi.
Para dokter menyebut 16 anak kurus berisiko meninggal. MSF
menemukan, satu dari lima, dari 15.000 anak yang menderita kekurangan gizi
akut.
"Kami melihat trauma pada wajah pasien kami yang telah
menyaksikan dan selamat dari banyak kengerian," kata Ghada Hatim, Kepala MSF
misi di Nigeria.
Timnya mencapai Bama pada Selasa (21/6) setelah konvoi
militer berangkat dari Maiduguri, ibukota negara bagian Borno yang merupakan
markas militer Nigeria.
Meskipun Bama hanya berjarak 70km arah tenggara dari
Maiduguri, bentrokan yang sedang berlangsung antara pemberontak dan pasukan
pemerintah membuat perjalanan tidak aman.
Dr Christopher Mampula dari MSF menjelaskan melalui telepon
dari Paris, kondisi rawan itu membuat petani tidak menanam tanaman selama 18
bulan.
Militan Boko Haram sering menyerang dengan membakar
rumah-rumah dan menghancurkan sumur milik penduduk di daerah yang suhunya
sering di atas 40 derajat.
Kelompok bersenjata merebut Bama pada bulan September 2014
dan tentara Nigeria merebutnya kembali pada Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar