Presiden Gambia Yahya Jammeh diharuskan turun jabatan pada 19 Januari 2017. |
Bamako, Mali, 24 Rabi’ul Awwal 1438 --- Para pemimpin Afrika Barat akan mengirim pasukan ke Gambia jika penguasa lama
Presiden Yahya Jammeh yang kalah pemilu tidak mau turun dari jabatannya bulan
depan.
Presiden Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) Marcel
de Souza pada Jumat (23/12) mengatakan kepada wartawan bahwa blok regional
telah memilih Senegal untuk memimpin setiap intervensi militer jika Presiden Jammeh
tidak menyerahkan kekuasaannya kepada presiden Gambia terpilih, Adama Barrow.
"Batas waktu adalah 19 Januari ketika mandat Jammeh
berakhir," kata de Souza, demikian Al
Jazeera memberitakan yang dikutip MINA. "Jika dia tidak pergi, kami memiliki
kekuatan siaga yang sudah siaga."
Ini bukan yang pertama kalinya ECOWAS melakukan intervensi
dalam krisis regional. De Souza berbicara kepada wartawan di Bamako, Mali,
bahkan ECOWAS terus menggunakan diplomasi agar Jammeh menerima kekalahannya
dalam pemilihan presiden 1 Desember lalu.
Jammeh pada awalnya menerima kekalahannya, tetapi sepekan
kemudian, dia mengumumkan bahwa ia menolak hasil pemilihan dengan menuding
terjadi penyimpangan dalam penghitungan suara.
Kemudian Jammeh memerintahkan pasukannya merebut kantor
komisi pemilihan Gambia. Dia pun telah memobilisasi pasukan di seluruh negeri.
Pekan ini, Dewan Keamanan PBB mendesak pasukan keamanan
Gambia untuk menahan diri secara maksimum.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra'ad Al Hussein
menyebut, penyebaran pasukan sangat mengkhawatirkan.
Mi’raj Islamic News
Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar