Menteri Luar Negeri Senegal Mankeur Ndiaye. |
Pemerintah Senegal pada Sabtu (10/12) menyerukan
pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB setelah Presiden Gambia Yahya Jammeh menolak
kekalahannya di pemilihan presiden 1 Desember lalu.
Jammeh yang sudah
berkuasa selama 22 tahun secara mengejutkan kalah dari pemimpin oposisi Adama
Barrow.
Dikutip dari MINA, Menteri Luar Negeri
Senegal Mankeur Ndiaye berbicara di stasiun televisi TFM, juga meminta Presiden
Jammeh menghormati putusan pemilu.
Menteri Ndiaye
"sungguh-sungguh" memperingatkan Jammeh untuk tidak merugikan
kepentingan Senegal atau warganya di negara Afrika Barat itu.
Senegal saat ini adalah
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Sebelumnya pada
pekan lalu, Jammeh secara terbuka mengakui kekalahannya.
Namun, dugaan
terjadinya kejanggalan dalam proses pemilu presiden membuat Jammeh berbalik
menolak hasil pemilu.
"Saya
merekomendasikan pemilu baru dan transparan yang akan diresmikan oleh komisi
pemilihan yang independen dan terpercaya," kata Jammeh.
Juru bicara oposisi
Isatou Touray mengkritik langkah Jammeh melalui media sosial dengan menyebutnya
sebagai "pelanggaran demokrasi". Dia juga menyerukan orang-orang
untuk tetap tenang, berpikir jernih, waspada dan tidak mundur.
Pada angka resmi
hasil dari pemungutan suara pemilihan presiden menunjukkan bahwa Barrow meraih
43,29 persen suara, sementara Jammeh 39,64 persen dengan jumlah pemilih hanya
59 persen dari seluruh rakyat Gambia.
Selain berbatasan
dengan laut, Gambia dikelilingi oleh wilayah darat Senegal yang jauh lebih
besar wilayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar