Perdana Menteri Fayez Al-Sarraj (Foto: Sipa Press) |
PBB menekan
pihak-pihak yang berperang di Libya untuk menyerahkan kekuasaan kepada perdana
menteri terpilih Fayez Al-Sarraj dari Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Kedatangan Sarraj di ibukota pada Rabu lalu telah membuat marah
pemerintah saingan yang berbasis di Tripoli
Namun, ada
tanda-tanda bahwa kesetiaan mulai bergeser mendukung Sarraj.
Dikutip dari MirajNews.com/id, seorang pengusaha
dari Tripoli yang merupakan anggota komite, membuka jalan untuk dialog nasional
di Libya.
Sepuluh kota barat pada
Kamis (31/3) menyerukan semua warga Libya untuk mendukung pemerintahan GNA yang
menjadi pukulan besar bagi otoritas Tripoli yang menolak untuk menyerahkan
kekuasaannya.
Dalam sebuah
pernyataan di halaman Facebook resmi, pemerintah kota Sabratha yang dekat
perbatasan dengan Tunisia, menyatakan dukungannya terhadap GNA yang didukung
PBB.
"Situasi
negara menyedihkan. Hidup ini sangat mahal, tidak ada uang tunai, dan jadi kita
melihat, sudah waktunya mendukung pemerintah ini untuk memulai memecahkan semua
masalah ini," kata Walikota Sabratha, Hussein al-Dawadi.
Negara kaya minyak itu
telah jatuh ke dalam kekacauan setelah penggulingan dan pembunuhan Presiden
Muammar Gaddafi 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar