Anggota pasukan Sangaris Perancis di Republik Afrika Tengah (CAR). (Foto: Getty Images) |
PBB mengumumkan ada
108 kasus pelecehan seksual baru yang diduga dilakukan oleh pasukan penjaga
perdamaian internasional di Republik Afrika Tengah (CAR) dengan sebagian besar
korban adalah anak-anak.
Dikutip dari Mirajnews.com/id, sebuah laporan dari
kelompok advokasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan, tiga anak
perempuan di CAR mengatakan kepada staf PBB, mereka diikat lalu dipaksa
berhubungan seks dengan anjing oleh seorang komandan militer Perancis pada 2014.
Juru bicara PBB
Stephane Dujarric pada Kamis (31/3) menyebut tuduhan itu mengejutkan dan ia berjanji
untuk memberi sanksi jika tentara itu terbukti benar melakukannya.
Dubes Perancis
untuk PBB Francois Delattre menyebut tuduhan itu "memuakkan dan menjijikkan".
Tuduhan yang
berasal dari tahun 2013 hingga 2015, pertama kali diumumkan oleh kelompok AIDS-Free World pada Rabu sore (30/3).
Dujarric mengatakan
kepada wartawan, PBB tidak dapat mengkonfirmasi tuduhan yang melibatkan anjing
pada saat ini, tapi terus melakukan penyelidikan.
Sebuah laporan yang
diterbitkan pada akhir Januari mengutuk PBB karena gagal menanggapi tuduhan
pelecehan terhadap anak oleh pasukan penjaga perdamaian di Republik Afrika
Tengah.
Penyelidikan
independen mengatakan, penanganan PBB terhadap kasus itu "sangat cacat".
PBB dituduh tidak mengambil tindakan yang diperlukan setelah ada dugaan
penyalahgunaan anak laki-laki oleh tentara Perancis.
AIDS-Free World mengatakan, 98 anak perempuan di CAR
dilaporkan mengalami pelecehan seksual antara tahun 2013 hingga 2015 oleh pelaku
yang telah meninggalkan negara itu.
Ia juga mengatakan,
informasi tentang dugaan pemerkosaan seorang gadis berusia 16 tahun oleh
penjaga perdamaian Kongo tiga hari yang lalu di sebuah kamar hotel, telah
diserahkan ke PBB.
PBB telah menjadi
sorotan selama berbulan-bulan lebih puluhan tuduhan pemerkosaan anak dan
pelanggaran seksual lainnya oleh pasukan penjaga perdamaian, terutama mereka
yang berbasis di CAR, yang telah menghadapi kekerasan sektarian sejak 2013.
Tuduhan serupa sebelumnya
ditujukan kepada pasukan Perancis yang dikenal sebagai Sangaris, yang
beroperasi secara independen di CAR.
Kepala HAM PBB Zeid
Ra'ad Al-Hussein dalam sebuah pernyataan menyebut tuduhan itu "memuakkan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar