Patung Raja Shaka di salah satu pasar di London. |
Sebelumnya:
Ketika Senzangakhona (ayah Shaka) meninggal pada tahun 1816,
adik tiri Shaka yang lebih muda bernama Sigujana, mengambil alih kekuasaan sebagai
pewaris sah dari kepala Suku Zulu.
Pemerintahan Sigujana singkat. Shaka, dengan bantuan
Dingiswayo dan saudara tirinya Ngwadi, meminta untuk membunuh Sigujana dalam
sebuah kudeta yang relatif tidak berdarah, tapi kudeta itu diterima oleh Suku Zulu.
Maka Shaka pu menjadi kepala klan Zulu, meskipun ia tetap menjadi pengikut
kekaisaran Mthethwa.
Setahun kemudian, Dingiswayo terbunuh dalam pertempuran di
tangan Zwide, pemimpin kuat negara Ndwandwe (Nxumalo).
Ketika pasukan kekaisaran Mthethwa dikalahkan dan kocar-kacir,
kekosongan kekuasaan diambil alih oleh Shaka. Dia mereformasi sisa-sisa kekuatan
Mthethwa dan suku-suku daerah lainnya.
Shaka kemudian mengalahkan Raja Zwide dalam Perang Saudara
Zulu 1819-1820.
Ketika Dingiswayo dibunuh oleh Raja Zwide, Shaka berusaha
membalas kematiannya. Di beberapa titik Raja Zwide selalu lolos dari Shaka,
meski detilnya tidak diketahui.
Dalam pertempuran tersebut, ibu Raja Zwide, Ntombazi,
seorang Sangoma (dukun Zulu), dibunuh oleh Shaka.
Shaka memilih balas dendam yang sangat mengerikan kepada
ibunda Raja Zwide tersebut. Ntimbazi dikunci di dalam rumah dan ditempatkan bersama
serigala atau hyena di dalamnya. Binatang itupun memangsa Ntmbazi. Di pagi
hari, Shaka membakar rumah itu hingga menjadi abu.
Meski melakukan balas dendam ini, Shaka melanjutkan
pengejarannya terhadap Zwide. Baru pada tahun 1825, kedua pemimpin militer
bertemu, di dekat Phongola. Phongola dekat perbatasan, KwaZulu-Natal, sebuah
provinsi di Afrika Selatan. Shaka menang dalam pertarungan, meski pasukannya
menderita korban yang besar, termasuk tewasnya komandan militer Umgobhozi Ovela
Entabeni.
Pada tahun-tahun awal, Shaka tidak memiliki pengaruh atau
reputasi untuk memaksa kelompok mana pun. Setelah kematian Dingiswayo, Shaka
bergerak ke selatan melintasi Sungai Thukela, mendirikan ibukota Bulawayo di
wilayah Qwabe. Dia tidak pernah kembali ke jantung tradisional Suku Zulu. (RudiHendrik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar