Garoua Islamic Center di Kamerun (Foto: Beutiful Mosque) |
Yaounde, 29 Juli
2015 (MINA) --- Pemerintah Kamerun mengeluarkan surat perintah penutupan
seluruh masjid dan situs Islam di bagian utara negara Afrika Barat.
Perintah itu
dikeluarkan oleh Gubernur Midjiyawa Bakari sebagai respon terhadap dua insiden
dalam sepekan terakhir, mengacu pada dua serangan bunuh diri yang terjadi pada
Rabu dan Sabtu oleh dua gadis yang mengakibatkan 31 orang tewas dan melukai
puluhan lainnya.
Selain penutupan
masjid, pengemis juga diperintahkan untuk mengosongkan semua jalan, karena
dikhawatirkan mereka terlibat dalam kasus itu. Demikian yang diberitakan oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA) dari Onislam.
Keputusan yang
diumumkan pada Ahad (26/7) itu dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan setelah
beberapa teror melanda wilayah itu.
Belum ada kelompok
yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun kelompok Boko
Haram dianggap berada di belakang insiden itu. Pihak berwenang mengatakan
pengebom kemungkinan besar datang dari Nigeria.
Kejadian ini, memaksa
gubernur untuk meminta semua daftar pengunjung di seluruh kota dan
memberlakukan jam malam bagi pengguna motor, yang diduga digunakan oleh para
pelaku.
Namun, warga
menilai penutupan masjid dan situs Islam tersebut dianggap bukan solusi yang
tepat dilakukan oleh Gubernur.
“Mereka harus
memiliki solusi yang lebih baik untuk masalah mereka. Mengapa Gubernur mengejar
kuda yang salah?” kata pria tua, Aladji Haman (70) dari masjid pusat Maroua.
Akibat serangan
itu, Bakari melarang perempuan menggunakan cadar. Pengumuman itu datang setelah
bom bunuh diri menewaskan 14 orang pada 12 Juli.
Menurut CIA, Muslim
telah membentuk sekitar 20 persen dari total penduduk Kamerun dari total 20,5
juta. Sebagian besar dari mereka hidup di Kamerun utara dari suku utama seperti
Fulani dan Peuhi. (Rahmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar