(Foto: dok. WFP.org) |
Pemerintah negara Afrika
Lesotho telah mengumumkan keadaan darurat nasional kekeringan yang terus
melanda petani.
Program Pangan
Dunia (WFP) mengatakan, ratusan ribu orang di negara Afrika Selatan itu akan
membutuhkan bantuan pangan di tahun mendatang.
Seorang petani di
distrik Leribe bernama Mapuleng Khalala terpaksa membungkus pergi tas jagung
yang kosong karena gagalnya hasil panen.
"Sangat sulit hidup
dalam situasi ini, karena saya tinggal di pertanian, jadi saya tidak tahu apa
yang akan saya makan bersama anak-anak saya," katanya kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA),
Selasa (2/2).
WFP mengatakan,
kekeringan melanda 80 persen penduduk pedesaan Lesotho.
Pemerintah telah
berjanji akan mengucurkan dana bantuan kekeringan sebesar $ 10 juta (sekitar
Rp138 miliar), sepertiga dari jumlah yang diperlukan.
Kebanyakan orang di
daerah pedesaan bergantung pada pertanian subsisten, dan kekurangan air minum
yang parah memperburuk situasi.
Kini, setengah dari
penduduk negara itu bertahan dengan penghasilan kurang dari satu dolar per
hari.
"Skenario
terburuk, jika kita tidak bereaksi sekarang, kita akan melihat orang-orang
tanpa aset mereka, sapi mereka, domba mereka," kata Mary Njoroge, pejabat
WFP.
"Mereka
menjual harta apa pun yang mereka miliki. Ini berarti mereka akan jatuh ke
dalam kemiskinan yang lebih dalam yang akan membuat lebih sulit," katanya.
Terlebih ketika
mendekati musim dingin, masyarakat Lesotho dilanda kekhawatiran.
(Sumber: MirajNews.com/id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar