Senin, 15 Februari 2016

Penangkapan Pemimpin Partai Oposisi Kongo Timbulkan Ketegangan

Pendukung oposisi melakukan protes terhadap Presiden Joseph Kabila di Kinshasa (Foto: John Bompengo/AP)
Penangkapan singkat pemimpin oposisi di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah meningkatkan ketegangan menjelang pemogokan umum yang direncanakan oleh penentang Presiden Joseph Kabila.

Menurut pejabat senior militer, Martin Fayulu ditangkap pada Ahad (14/2) sore oleh agen keamanan di markas Partai ECIDE di ibukota Kinshasa.

Kabar cepat beredar di media sosial dan pendukung menyerukan pembebasannya segera. Fayulu akhirnya dibebaskan sekitar pukul sembilan malam.

Pengacaranya, Jean-Marie Kabengele Ilunga mengatakan, Fayulu tidak "ditangkap" tapi "diculik" oleh agen-agen Deteksi Militer dari Aktivitas Anti-Nasional.

Ilunga mengatakan bahwa kliennya telah dipukuli dan sekarang mempertimbangkan mengambil tindakan hukum.

Setelah dibebaskan, Fayulu yang merupakan anggota parlemen, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa unit intelijen masih menahan mobilnya, telepon seluler yang semua isinya disalin, beberapa dokumen, buku cek dan hampir uang kas sekitar $ 700.

Pendukung Fayulu menyebarkan lebih 1.000 selebaran yang menyerukan pemogokan umum pada Selasa melawan Kabila.

Menurut sumber di Kinshasa, Fayulu ditangkap karena "menghasut kekerasan terhadap ketertiban umum".

Kabila menjadi presiden pada 2001, menyusul pembunuhan ayahnya Laurent-Desire Kabila. Dia kemudian melanjutkan dengan memenangkan pemilihan umum pada 2006 dan 2011.

Berdasarkan konstitusi, Kabila tidak dapat lagi menambah masa jabatan ketiga pada bulan November, tapi oposisi menuduhnya merencanakan untuk tetap berkuasa dengan menunda proses pemilihan.


Khawatir akan meledaknya kekerasan, beberapa sekolah asing telah memutuskan untuk tidak beraktivitas pada hari Selasa. 

(Sumber: Al Jazeera)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar