Senin, 01 Februari 2016

Tentara Sudan Selatan Dituduh Membunuh Lemas 50 Warga Sipil

Peerang saudara di Sudan Selatan membuat 1 juta warga mengungsi dan 4 juta terancam kelaparan. (Foto: EPA)
Komisi pemantauan gencatan senjata mengatakan, pasukan Sudan Selatan setidaknya membunuh 50 orang dengan cara membuatnya lemas di dalam kontainer dalam kondisi panas terik.

Insiden ini adalah salah satu dari beberapa daftar contoh pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan oleh pasukan kedua faksi yang bertikai di negara itu.

Pelanggaran itu diuraikan dalam sebuah laporan yang disusun oleh Pemantauan Bersama dan Komisi Evaluasi (JMEC) yang dibuat publik pada KTT Uni Afrika (AU) Ahad (31/1) lalu.

"Sekitar 50 orang mati lemas dalam sebuah kontainer sekitar 22 Oktober. Investigasi berlanjut.  Yang bertanggung jawan adalah pasukan Pemerintah," kata laporan itu dalam bab judul "pembunuhan warga sipil di Unity State", Al Jazeera memberitakannya.

Meskipun pada Agustus 2015 ada kesepakatan damai, tapi pertempuran terus berlanjut di negara itu, dan konflik sekarang melibatkan beberapa milisi yang menurut laporan AU didorong oleh agenda lokal dan serangan balas dendam.

Di Sudan Selatan, kontainer logam sering digunakan sebagai sel penjara darurat. Suhu di utara Unity State teratur di atas 40 derajat Celcius.

Bulan lalu, sebuah panel ahli PBB mengatakan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan pemimpin oposisi Riek Machar harus menghadapi sanksi atas peran mereka dalam perang.

Kepala JMEC Festus Mogae, mantan Presiden Botswana mengatakan, AU memiliki kewajiban untuk menanggapi tuduhan yang dimasukkan dalam laporan.


Kedua sisi pemerintah dan oposisi telah dituduh melakukan tindak pembantaian etnis, merekrut dan membunuh anak-anak serta melakukan pemerkosaan secara luas, penyiksaan dan pemindahan paksa penduduk untuk "membersihkan" daerah lawan mereka.

(Sumber: Al Jazeera)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar