Tentara Sudan Selatan. (Foto: Reuters) |
Selasa,
15 Desember, tepat dua tahun Sudan Selatan masuki perang saudara yang telah
memaksa satu juta orang mengungsi dan membuat empat juta orang menderita kelaparan.
Negara
ini terjun ke dalam konflik setelah Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya
Riek Machar yang ia dipecat awal tahun 2013 merencanakan kudeta.
Bentrokan
diikuti siklus pembunuhan saling balas dendam dan telah mendorong negara termuda
di dunia itu masuk konflik etnis.
Presiden
Kiir menjadi simbol pemimpin dari suku Dinka dan Machar mewakili etnis Nuer. Mi’raj Islamic News Agency (MINA) memberitakannya.
Menurut
PBB dan Uni Afrika, kedua belah pihak melakukan kekejaman, termasuk pembantaian
dan pemerkosaan.
Human
Rights Watch (HRW) melaporkan, ribuan tentara anak telah direkrut dan
dilibatkan berperang dalam konflik sebagai prajurit oleh pasukan pemerintah dan
oposisi.
Kedua
belah pihak telah berulang kali saling tuduh satu sama lain telah melanggar
gencatan senjata yang disepakati pada Agustus lalu. (Rudi Hendrik)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar