Milisi Kristen Anti-Balaka (dok. www.pri.org) |
Pengamat keamanan
ternama Afrika mengatakan, Republik Afrika Tengah (CAR) belum cukup aman untuk melaksanakan
pemilhan umum yang bebas dan adil pada akhir bulan ini.
David Zounmenou,
seorang peneliti senior di Institut Peneliti Keamanan (Institute of Security Studies) mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA),
pemerintah tidak siap untuk memberikan keamanan atau tidak mampu menjamin semua
pemilih.
"Tidak ada
cara untuk melucuti senjata kelompok-kelompok milisi hingga 27 Desember. Saya
pikir pemilihan akan berlangsung Maret 2016," kata Zounmenou dari lembaga Pengamat
Program Keamanan Afrika.
Zounmenou menyebut
Perancis yang berusaha mendorong terlaksananya pemilu agar CAR keluar dari
konflik.
"Tapi saya
yakin pemerintah transisi ini akan bertahan untuk sementara waktu,"
katanya.
Pemilu legislatif
dan presiden telah ditetapkan pada 27 Desember. Namun, jika pemilu ditunda, ini
adalah kelima kalinya pemilihan ditunda di CAR pada 2015 saja.
Diane Corner, Asisten
Sekjen PBB mengatakan, para pemimpin Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Timur telah
menyetujui perpanjangan teknis masa transisi politik paling lambat hingga 31
Maret 2016.
CAR telah dilanda ketidakstabilan
politik dan kekerasan komunal sejak Maret 2013.
Menurut Human Rights Watch, di Bangui, populasi
Muslim telah menyusut dari 122.000 menjadi 15.000 orang. Tingkat perpindahan yang
parah telah menimbulkan pertanyaan atas keabsahan suara yang nantinya banyak
warga tidak bisa memilih. (Rudi Hendrik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar