Minggu, 13 Desember 2015

Bentrokan Pecah di Lingkungan Muslim Afrika Tengah

Muslimah Republik Afrika Tengah. (Foto: UN/Evan Schneider)
Bentrokan antara pendukung dan penentang referendum Republik Afrika Tengah (CAR) meletus pada Ahad (13/12) di ibukota Bangui, menewaskan dua orang dan melukai 20 lainnya.


Bentrokan terjadi di distrik PK5 yang mayoritas dihuni warga Muslim, daerah kantong yang belum lama mendapat kunjungan khusus oleh Paus Francis, pemimpin tertinggi umat Katolik. Mi’raj Islamic News Agency (MINA) memberitakannya.

Kekerasan itu terjadi ketika orang-orang di sekolah memberikan suaranya dalam referendum mengenai konstitusi baru negara itu.

Jika konstitusi yang diusulkan bisa diterapkan, maka itu akan menjadi pemerintah yang keenam kalinya sejak negara itu merdeka dari Perancis pada 1960.

CAR telah menyaksikan kekerasan sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Francois Bozize pada 2013. Kudeta mendorong negara terjun ke dalam konflik etnis antara Kristen dan Muslim.

Warga Kristen yang mayoritas membentuk milisi "anti-Balaka" untuk membalas kekejaman anggota kelompok Seleka yang berada di balik kudeta, sehingga gelombang pembunuhan, pemerkosaan, dan penjarahan terhadap komunitas Muslim semakin mengerikan sejak itu.

Pada 30 November, Paus Francis dalam kunjungannya ke negara itu menyerukan rekonsiliasi antara Muslim dan Kristen.

Menurut data terbaru PBB, konflik di CAR telah pengungsikan 399.000 orang di dalam negeri dan memaksa lebih 460.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga. 

(Sumber: Mirajnews.com/id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar