Muslimah Republik Afrika Tengah. (Foto: UN/Evan Schneider) |
Bentrokan antara
pendukung dan penentang referendum Republik Afrika Tengah (CAR) meletus pada Ahad
(13/12) di ibukota Bangui, menewaskan dua orang dan melukai 20 lainnya.
Bentrokan terjadi
di distrik PK5 yang mayoritas dihuni warga Muslim, daerah kantong yang belum
lama mendapat kunjungan khusus oleh Paus Francis, pemimpin tertinggi umat
Katolik. Mi’raj Islamic News Agency
(MINA) memberitakannya.
Kekerasan itu
terjadi ketika orang-orang di sekolah memberikan suaranya dalam referendum
mengenai konstitusi baru negara itu.
Jika konstitusi
yang diusulkan bisa diterapkan, maka itu akan menjadi pemerintah yang keenam kalinya
sejak negara itu merdeka dari Perancis pada 1960.
CAR telah
menyaksikan kekerasan sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Francois
Bozize pada 2013. Kudeta mendorong negara terjun ke dalam konflik etnis antara
Kristen dan Muslim.
Warga Kristen yang
mayoritas membentuk milisi "anti-Balaka" untuk membalas kekejaman anggota
kelompok Seleka yang berada di balik kudeta, sehingga gelombang pembunuhan,
pemerkosaan, dan penjarahan terhadap komunitas Muslim semakin mengerikan sejak
itu.
Pada 30 November,
Paus Francis dalam kunjungannya ke negara itu menyerukan rekonsiliasi antara
Muslim dan Kristen.
(Sumber: Mirajnews.com/id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar