Dua pria Burundi berlindung dari tembakan polisi di Bujumbura. (Foto: Jerome Delay/Ap) |
Terkait tewasnya 87
orang di ibukota Burundi, penduduk mengatakan dengan status anonim bahwa pasukan
keamanan pergi ke daerah oposisi lalu menyeret sejumlah orang keluar kemudian membunuhinya.
Sementara jurubicara
militer Burundi, Kolonel Gaspard Baratuza mengatakan, mereka yang tewas adalah
"musuh" negara. Mi’raj IslamicNews Agency (MINA) memberitakannya.
"Pergi keluar
dan menembak orang-orang di lingkungan perumahan sepenuhnya tidak dibenarkan,
dan anggota pasukan keamanan yang bertanggung jawab harus dimintai
pertanggungjawaban," kata organisasi hak asasi manusia Human Right Watch
(HRW), Ahad (13/12).
Sebelum kematian 87
orang yang diumumkan oleh militer Burundi dan mayat-mayatnya ditemukan oleh
penduduk tergeletak di jalanan kota, terjadi serangan terkoordinasi pada Jumat
terhadap tiga basis militer di Bujumbura.
Serangan Jumat itu adalah
yang pertama menargetkan militer sejak kerusuhan pecah pada April terkait
penentangan terhadap masa jabatan ketiga Presiden Pierre Nkurunziza.
Nkurunziza
memenangkan pemilu yang kontroversial pada bulan Juli yang dikecam tidak
konstitusional oleh oposisi di negara itu.
Aturan konstitusi Burundi
membatasi masa jabatan seorang presiden hingga dua kali masa berturut-turut.
(Sumber: Mirajnews.com/id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar