Jumat, 11 Desember 2015

Libya Menuju Damai

Kelompok oposisi Libya (AP)
Faksi yang berperang di Libya telah setuju untuk menandatangani  kesepakatan pemerintah persatuan nasional, utusan khusus PBB untuk Libya mengumumkan di Tunis.


Berbicara di ibukota Tunisia pada pertemuan dialog politik Libya yang difasilitasi PBB pada Jumat, Martin Kobler selaku perwakilan PBB mengungkapkan kegembiraannya karena dialog kali ini membuatnya yakin.

Perjanjian tersebut dijadwalkan akan ditandatangani pada 16 Desember nanti. Al Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

"Mereka yang setuju untuk menandatangani harus menempatkan kepentingan rakyat Libya di atas kepentingan pribadi," kata Kobler.

Libya saat ini memiliki dua parlemen dan pemerintah saingan, yaitu Kongres Umum Nasional di Tripoli dan pemerintahan di kota timur Tobruk yang diakui dan didukung oleh PBB.

Konflik antara kedua faksi terkuat di Libya itu meletus lebih dari setahun yang lalu, ketika mereka mendirikan pemerintahan saingan untuk menguasai negara Afrika Utara yang kaya minyak itu.

Negara ini telah terkoyak oleh kekerasan sejak kekuatan utama Barat membantu untuk menggulingkan penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011.

Perjanjian Jumat itu terjadi sebelum putaran perundingan perdamaian di Roma yang ditengahi PBB pada Ahad.

Seruan perdamaian di Libya telah diintensifkan akhir-akhir ini karena situasi keamanan yang lemah telah membantu kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) mendirikan basis di negara ini.

Diperkirakan kelompok bersenjata ISIS telah sampai dengan jumlah 3.000 pejuang yang menguasai sebagian besar kota Derna dan Sirte. 

(Sumber: Mirajnews.com/id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar