Minggu, 13 Desember 2015

Puluhan Mayat Bergelimpangan di Jalanan Ibukota Burundi

Pria Burundi bersenjatakan batu saat bentrokan di Bujumbura. (Thomas Mukoya/Reuters)
Setidaknya 87 orang ditemukan tewas begelimpangan di jalan-jalan ibukota Burundi, Bujumbura, Sabtu (12/12).


Juru bicara militer Burundi Kolonel Gaspard Baratuza mengatakan, delapan petugas keamanan di antara mereka yang tewas selama dan setelah serangan terkoordinasi oleh kelompok tak dikenal pada tiga kamp militer sehari yang lalu.

"Jumlah korban terakhir dari serangan kemarin adalah 79 musuh tewas, 45 ditangkap dan 97 senjata disita, dan di pihak kami delapan tentara dan polisi tewas dan 21 luka-luka," kata Baratuza sebagaimana dikutip AFP.

Suasana mencekam melanda Bujumbura setelah suara pertempuran terdengar di seluruh kota pada Jumat dan tembakan sporadis terjadi sepanjang malam. Warga bersembunyi di rumah-rumah mereka dan hanya menyisakan personil keamanan yang berpatroli di jalan-jalan.

"Perang saudara di Burundi bisa hidup kembali," wartawan Al Jazeera Mohammed Adow melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Seorang saksi mata mengatakan kepada Associated Press bahwa ia menghitung 21 mayat dengan luka peluru di kepala mereka di lingkungan Nyakabiga pada Sabtu pagi.

Beberapa orang mati dengan tangan diikat di belakang punggungnya.

Kekerasan belakangan ini terkait dengan masa jabatan Presiden Pierre Nkurunziza untuk ketiga kalinya yang banyak ditentang oleh rakyat Burundi dan pengamat asing. Pengamat menyebutnya inkonstitusional dan melanggar perjanjian damai.

Perjanjian damai itu mengakhiri perang saudara yang telah menewaskan 300.000 orang antara 1993 hingga 2006.

Menurut PBB, setidaknya 240 orang telah tewas sejak April lalu dan sekitar 215.000 orang lainnya telah melarikan diri ke negara tetangga.

Ratusan orang juga telah dipenjara karena menentang dipilihnya kembali Nkurunziza sebagai presiden pada Juli tahun ini.

(Sumber: MirajNews.com/id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar